Network
Cianjurpedia.com - Pasangan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti mencetak sejarah bagi ganda putri Indonesia karena telah berhasil mendapat medali perak pertama dalam 28 tahun pada ajang BWF World Championships 2023 yang berlangsung malam ini, Minggu 27 Agustus 2023.
Apri/Fadia harus puas sebagai runner up setelah ditaklukkan pasangan nomor satu dunia Chen Qing Chen/Jia Yi Fan dalam laga final BWF World Championships 2023 di Copenhagen, Denmark. Duo ganda putri ini kalah telak dalam dua set langsung, dengan skor akhir 16-21, 12-21.
Kendati demikian, baik Apri maupun Fadia tidak merasa kecewa sama sekali menjadi runner up di ajang BWF World Championships 2023. Keduanya sangat bersyukur karena usaha dan kerja keras mereka akhirnya membuahkan hasil.
“Kami sangat menikmati semuanya, tanpa ada rasa kecewa di dalam, karena kami sangat amat bersyukur dengan medali perak ini,” ucap Apriyani seperti dikutip dari laman Instagram @badminton.ina.
Momen Haru Raih Medali Perak
Meraih medali perak pertama di Kejuaraan Dunia Bulutangkis, Fadia pun menangis terharu sepanjang wawancara. Rekan dari Apriyani ini, merasa tak menyangka bisa menembus laga final, bahkan menjadi runner up.
“Alhamdulillah bersyukur bisa dapat medali perak, banyak yang sudah dilewati, banyak yang nggak percaya kalau saya bisa ada di titik ini, tapi sekarang saya ada di sini,” ujar Fadia.
Fadia yang berhasil memboyong medali perak bersama Apriyani mengungkapkan bahwa itu semua berkat hasil kerja keras dan usahanya.
“Kalau saya mimpi tolong bangunin. Medali ini satu pembuktian pada diri saya sendiri kalau saya bisa, karena semua kerja keras dan usaha saya ini,” lanjutnya.
Jalan Pertandingan
Mengenai jalannya pertandingan, Apri/Fadia menilai hawa Chen/Jia sebagai peringkat satu dunia memang berbeda. Mereka pun mengakui jika pasangan China tersebut sangat siap dari awal permainan.
“Mereka dari awal poin, dari pembukaan udah siap banget. 1-8 pukulan itu mereka mau mematikan dan tidak mau lebih dari delapan pukulan, jadi kami tidak bisa keluar dari tekanan itu, malah kami yang banyak kagetnya. Tapi, itu jadi pelajaran supaya kami bisa mengikuti kalau taktik mereka seperti ini,” ungkat Apri.
Sementara itu, Fadia mengaku banyak mendapat pelajaran dari pertandingan malam ini, terlebih melawan Chen/Jia.
“Hawanya sudah beda saat dapet poin-poin awal. Jadi pelajaran buat aku. terutama hari ini. Mereka ranking satu dunia, aku harus bisa belajar dari mereka. Mereka begitu fokus untuk mengalahkan kami,” tambah Fadia.
Baik Apri maupun Fadia sepakat bahwa Kejuaraan Dunia merupakan titik balik mereka dari perjalanan berbatu mereka beberapa waktu terakhir. Apri mengatakan, mereka tidak mau terpuruk terus dan terus berusaha untuk kembali ke performa terbaik lagi.
“Ini sebuah proses yang sangat luar biasa. Sebelum Kejuaraan Dunia, performa kami sangat turun. Kami harus berjuang secara luar bisa pada diri masing-masing. Kami mau bangkit step by step dan akhirnya mendapat hasil luar biasa di Kejuaraan Dunia ini. Terima kasih buat Fadia yang mampu mengantarkan saya dapat medali perak Kejuaraan Dunia,” kata Apri seperti dikutip dari ANTARA.
Fadia juga mengapresiasi para pendukung Indonesia yang hadir langsung di Stadion Royal Arena Copenhagen maupun yang mendukung di Tanah Air.
“Di sini banyak pendukung Indonesia yang terus mendukung kami. Mereka terus mendukung meski kami ketinggalan poin. Kami senang dan terima kasih buat pendukung Indonesia,” ujar Fadia.
“Prestasi ini juga saya persembahkan ke kakek yang meninggal dunia sebelum Jepang Open. Kakek sangat menunggu saya naik podium. Prestasi ini saya persembahkan untuk kakek di surga,” imbuhnya.***
