Network
Cianjurpedia.com – Manajer Everton Sean Dyche menyebut undang-undang handball sebagai lelucon setelah timnya kebobolan penalti babak kedua yang penting dalam kekalahan 3-1 Liga Premier mereka oleh Manchester City pada hari Rabu.
Dilansir dari Reuters, Everton menyamakan kedudukan 1-1 dengan Manchester City saat Amadou Onana menerjang untuk mencoba dan memblokir tembakan oleh pemain The Citizen Nathan Ake. Bola mengenai lengan Onana dari jarak dekat dan wasit John Brooks menunjuk titik penalti setelah diinstruksikan oleh asistennya di touchline.
VAR memilih untuk tidak membalikkan keputusan dan Julian Alvarez menyelipkan penalti untuk menjadikannya 2-1 sebelum Bernardo Silva mencetak gol kemenangan untuk Manchester City di akhir pertandingan.
Keputusan handball telah diperbesar sejak diperkenalkannya VAR, dengan interpretasi apakah lengan berada dalam posisi "alami" atau tidak, seringkali sangat subjektif.
Baca Juga: Hasil Liga Inggris Dini Hari Tadi , Chelsea Menang Susah Payah Atas Crystal Palace 2-1
"Kita bisa memperdebatkan hukuman sepanjang hari. Sudah oleh manajer di panggilan Zoom untuk mengatakan itu lelucon tapi begitulah yang terjadi," kata Dyche kepada Amazon Prime.
"Itu benar-benar alami. Dia tidak mengangkat lengannya untuk menyelamatkannya, dia benar-benar melompat untuk mencoba memblokir bola. Bagaimana itu diberikan sebagai hukuman aneh di duniaku, tetapi aku pasti berasal dari planet yang berbeda,”tutur Dyche.
"Malam ini hakim garis memberikan itu dan dia berjarak 18 yard jadi saya tidak tahu siapa yang memberi apa. Siapa tahu?,”jelas Dyche.
“Semua manajer memperdebatkannya. Seseorang perlu berdiri di beberapa titik dan menyadari bahwa itu tidak bisa menjadi penalti karena dia hanya melemparkan dirinya di depannya untuk mencoba memblokir bola,”tambah Dyche.
